BONJOUR

Hahay....
LET'S READ YOUR MIND :3

Cari Saja Disini

Minggu, 21 Juli 2013

Aku terhenti, bukan berhenti

Dear blog ku yang sepi, sudah hampir 3 minggu setelah aku seminar tapi aku sama sekali tidak mengerjakan apapun. APAPUN!! Tau kenapa? Karena aku tidak yakin. Oh tidakk, aku tidak akn bisa mengerjakan sesuatu yang belum kupahami, aku tidak bisa memperjuangkan sesuatu yang belum ku yakini. Apa? Harus apa? Bagaimanapun hanya aku yang mampu menyelesaikannya. Kapan? Sudahlah, perasaan ini abstrak

Ini sulit, ini rumit. Hemm..

Minggu, 30 Juni 2013

Ada orang di depan gerbang jam 12 malam

Jam 12 malam kurang tiba-tiba aku teringat punya kue apem, lumayanlah buat sahur. Untuk menikmati sebulat kue apem itu aku putuskan mencari udara segar di teras depan kost yang langsung menghadap parkiran dan gerbang. Lebih dari sepuluh motor berjajar rapi terparkir disitu. Dengan santai dan diiringi suara sopran nyamuk betina aku memakan kue apem gigitan demi gigitan. Beberapa saat kemudian terdengar dering HP monophonic dari luar gerbang kost, dari suara yang kudengar aku dapat memperkirakan letak suara itu berasal, tepat didepan gerbang kost pada deretan bangku-bangku bambu yang berjajar rapi. Sayangnya, aku tidak bisa melihat ke luar gerbang karena gerbangku tertutup rapat. Ini bukan halusinasi, aku serasa mendengar helaan napasnya, tidak lama kemudian saat kue apem ku tinggal sejumpit terdengar kembali suara HP berbunyi, monophonic. Aku yakin pasti ada orang di luar pagar yang duduk di kursi bambu itu. Selama itu pula suara tokek terdengar, bunyi kresek-kresek, apa mungkin masih ada anak kost yang pacaran? Kenapa gebangnya ditutup kalau beegitu? Hmmm, mencurigakan.
Setelah ku habiskan apem ku aku segera beranjak, sebelum kembali ke kamarku aku menuju ke dinding dekat jemuran dan cetek!! Aku menyalakan lampu depan!! Hahaha

Sabtu, 29 Juni 2013

Hari Ini Aku Tidak Pergi

Hari ini aku tidak pergi, jika kau bertanya alasannya kenapa maka aku butuh waktu agak lama untuk menjawabnya. Aku tidak pergi hari ini karena merasa tidak ada yang peduli aku datang atau tidak, mungkin ini pikiran yang keliru. Aku tidak pergi hari ini karena aku bosan bertemu, bersapa, berucap yang sebenarnya bukan dari hati, aku lelah berpura-pura. Aku tidak pergi hari ini karena hatiku begitu mantap untuk berkata tidak tepat sebelum aku pergi maka kuputuskan untuk tidak pergi hari ini. Aku akan baik-baik saja, mereka akan baik-baik saja, semuanya akan baik-baik saja meskipun hari ini aku tidak pergi.

Apakah hari ini kamu pergi? Kemana? Dengan siapa? Pulang jam berapa? Ya ampun kok kayak satpam kompleks aja.
Hemm, kata pergi atau tidak sangat berpengaruh besar padaku, karen kau tau aku adalah seorang penjelajah emm petualang emm atau kalo orang bilang suka traveling, Jadiii jika aku tidak pergi berarti aku tidak traveling jika aku tidak traveling berarti aku tidak melakukan apa yang aku suka. So, bagaimana perasaanmu jika kamu tidak melakukan sesuatu yang kamu suka? Mungkin rasanya seperti burung dalam sangkar. Gak bebas kayak burung dibawah ini yang kupotret di pasca sarjana. Burung yang cantik..
Pernahkah kamu merasa tidak tau arah? Aku pernah. Aku pernah begitu yakin dengan keputusanku lalu beberapa saat kemudian merasa menyesal. Penyesalan memang datang belakangan, memang. Sebagai seseorang yang harusnya sudah dewasa aku harus bisa bijak dalam menghadapi ini. Aku akui kadang ego ku yang terlampau tinggi malah menjeremuskanku, membuatku terbuang. Kuharap dengan tulisan ini aku bisa lebih dewasa dalam mengambil keputusan, harus pake logika tidak berdasarkan persaan sesaat. oOkee...
Sebenarnya aku sedang galau, tapi mari kita lewati masa-masa itu.
sAYA SEDANG TIDAK INGIN DIGANGGU, MAKA SAYA MENULIS INI ENTAH ADA YANG MEMBACA ATAU TIDAK. wah ternyata capslock ku lupa tak ku matikan, ya sudahlah.
Sebagai seorang perantauan kamu harus bisa menjaga dirimu sendiri, memanajemen dirimu sendiri, karena sejatinya tidak ada siapa-siapa yang kau punya disini. Sumpah yang ini gak nyambung. Oke see you next post

Jumat, 18 Januari 2013

Indikasi


Beberapa ini saya merasa terganggu dengan kebiasaan saya yang sering ke kamar kecil untuk buang air. Lalu, iseng-iseng saya cari penyebab yang mungkin terjadi. Pada sebuah artikel sampailah saya pada kalimat badan kurus, sering buang air kecil, cepat merasa lapar, cepat mengantuk dan rambut rontok merupaka indikasi penyakit diabetes melitus. Euw, secara kebetulan semua ciri itu saya miliki. Hal ini terbilang masuk akal karena dilihat dari garis keturunan saya, saya masih mungkin memiliki genetik diabetes walaupun gen itu tidak selalu terekspresi jika tidak dipicu hal-hal tertentu.
Saya mulai berpikir apakah ada yang salah dengan kebiasaan saya selama ini, mungkinkah insomnia akut? Apakah saya terkena diabetes? Diabetes tipe I atau II? Apakah ini hanya kebetulan dan sebenarnya saya sehat sehat saja?
Semoga kemungkinan yang terkhir saya sebutkan di atas. Lama-kelamaan saya mulai berpikir, lebih baik jika dipastikan dengan tes gula darah. Ya, sya tau, sebagai seorang mahasiswa saya paham. Informasi yang saya dapatkan tes gaula darah mencapai 300 ribu rupiah, waow mahal sih. Pasti sebagai seorang mahasiswa apalagi wanita dan masih muda pula akan timbul pikiran dari pada dipakai tes-tes begitu lebih baik dibelikan ini, dibelikan itu. Ahahaha, kebetulan karena saya adalah mahasiswa biologi maka hal itu dapat diselesaikan dengan cara yang lebih mudah (sepertinya).
Hemm, tulisan saya makin hari makin ngawur, bisa jadi efek tak bisa atau tak mau tidur. Hehe

Rabu, 16 Januari 2013

Perhitungan usia

Wanita yang berpendididkan tinggi, cerdas dan berwawasan luas lebih banyak di takuti oleh laki-laki dari pada wanita berparas cantik, manis dan manja. Hal ikhwal di takuti ini mungkin bisa dikarenkan sang lelaki takut tersaingi, takut pada level pendidikan dan berbagai macam spekulasi yang nantinya jika mereka mengadakan suatu h8ubungan berkomitmen akan menimbulkan masalah karena mungkin menurut si pria wanita tersebut aka terlalu mendominasi. Meski tak semua berpikiran seperti itu, kebanyakan dari pria berpikiran seperti itu.
Sebagian besar atau bahkan seluruh masa muda kita gunakan untuk sekolah, dari playgroup, Tk, SD, SMP, SMA sampai kuliah telah menghabiskan masa muda kita untuk mengerjakan tugas-tuga yang bahkan kita sudah tidak ingat. Saya menyebutnya sekolah bukan belajar karen tidak semua yang bersekolah belajar, tentu saja ynag saya maksud adalah belajar dalam artian murid mempelajari mata pelajaran yang di ajarkan guru dikelas. Jika saya mengatakan belajar dalam arti luas tentu saja saya salah karena setiap hari yang kita lewati, memberika pelajaran hidup yang mungkin berguna di masa datang.
Setelah masa kuliah usai dan meraih gelar sarjana rata-rat umur kita 22-23, padahal menurut saya ini adalah umur ideal seorang wanita untuk membangun mahligai pernikahan dan menghasilkan generasi penerus bangsa. Namun lain ceritanya jika seorang wanita bergelar sarjana dengan usia 23 tahun ingin melanjutkan strata dua apalagi di luar negeri maka akan menghabiskan waktunya kembali, pucuk-pucuk masa muda untuk belajar. Jika 2 tahun dpat diselesaikan dengan tepat waktu maka si wanita kan berumur 25 tahun. Usia yang usdah sangat di anjurkan untuk menikah, apalagi dia berasal dari pedesaan. Lalu apa? Ini jelas agak sulit, karena sebagai seorang wanita terpelajar tentunay ia ingin mengeksplorasi kemampuannya selama menimba ilmu terlebih dahulu. Lalu harus umur berapa dia menikah? Kita ajukan usia 27, dengan titel yang tidak main-main dan kita anggap langsung mendapat pasangan. Maka usia 28 akan melahirkan anak, tentu jika menginkan lebih dari satu anak harus bergegas karena usia 30an memang beresiko untuk wanita yang ingin hamil, kita ajukan lagi anak kedua berjarak 3 tahun. Maka umur 32 melahirkan. Anak kedua lulus sarjana umur 23, berarti umur ibunya telah 55 tahun.
Something wrong?? No, ini hanya tulisan ngawur pelarian dari proposal skripsi :)

Selasa, 31 Juli 2012

Mata

Saat berangkat untuk sholat tarawih, yah biasa sendirian, aku memandang langit malam, disana ada bulan yang terlihat bundar. Aku tersenyum. Ya meskipun puasa baru memasuki hari ke 12, tapi di mataku, setiap malam, setiap akan berangkat sholat tarawih aku selalu melihat sinar bulan telah bulat. Melewati samping mushola aku juga melihat lampu neon putih yang bersinar bulat, lampu jalan yang tergantung juga bersinar bulat. Tidak ada yang aneh. Aku telah melihatnya ratusan malam, puluhan tahun, bahkan mungkin aku memang sejak lahir telah seperti ini.
Mataku minus. Sangat minus. Entah 1 atau 2 tahun yang lalu terakhir aku periksa minusku telah mencapai angka 9. Buram. Jika kacamata ini dilepas, semuanya jadi tidak jelas. Hemm, saat memakai kaca mata pun penglihatanku juga tudak jelas. Aku memang memakai kacamata sebagai alat bantu penglihatan, namun minusku yang 9 ini dibantu hanya dengan lensa cekung berkekuatan 6. Tak apa, aku tak kuat jika harus terlalu besar angkanya, pusing.
Hal ini terkadang agak menggangu sosialisasiku, seperti saat aku berjalan dan berpapasan dengan orang yang aku kenal, kebanyakan aku akan diam saja, meskipun aku melihat ke arahnya atau sebaliknya, kau tau kenapa? Yup, karena minus ku ini, aku tidak dapat melihat dengan jelas wajah orang itu. So, bukan maksud hatiku berlagak sombing sehingga tidak menyapa mereka.
Sebenarnya, aku ingin bilang pada setiap orang yang mengenalku bahwa jika suatu hari nanti kalian berpapasan denganku dan aku diam saja bahkan tidak melihat ke arahmu, itu bukan karena aku sombong, bukan karena aku telah melupakanmu, bukan karena aku menganggapmu tidak penting, tapi karena aku tidak tau jika itu kamu. Aku tidak dapat melihat dengan jelas dirimu, Jadi, maafkan aku yaa.

Aku tidak bisa tidur jika lampu mati, dulu pada suatu malam waktu aku masih SMA saat aku tidur dengan nyenyak tiba-tiba saat tengah malam lampu kamarku mati, dan ibuku bilang bahwa dalam tidurku aku menangis, aku menangis meminta lampu kmarku dinyalakan. Dan saat lampu kamarku telah menyala tangisku pun reda, masih dalam kondisi tidur.
Aku tidak pernah bisa membanyangkan saat mata menjadi buta, tidak bisa melihat apapun, hidup dalam kegelapan, dan pasti akan merasa sendirian.

Kalo bisa dibilang sih, aku ini cacat. Tapi aku tidak pernah merasa seperti itu, terkadang aku sangat ingin tau bagaimana rasanya melihat dengan jelas dengan mata kepalaku sendiri tanpa bantuan alat. Bagaimana rasanya saat membuka mata dan yang dilihat adalah gambar-gambar yang jelas. Bagaimana rasanya melihat bulan dalam bentuk yang sesungguhnya. Seperti apa rasanya?
Aku tidak ingat, atau mungkin aku tidak pernah tau rasanya. Minusku ini sejak kecil, sejak aku belum bisa membaca, sejak aku belum paham apa itu mata minus. Sejak aku kelas satu SD dan aku disuruh guru SD ku untuk membaca tulisan latin yang ada dipapan tulis dan aku bingung harus berkata apa. Saat itu aku sudah bisa membaca namun aku tidak bisa membaca tulisan yang ditunjuk guruku, tulisan latin yang dipapan tulis. Aku tidak bisa membaca bukan lantaran aku tidak bisa mengeja bukan,aku tidak bisa membacanya karena aku tidak bisa melihat tulisan itu dengan jelas. Tapi aku masih kelas 1 SD, aku tidak tau apa yang terjadi padaku. Aku hanya bisa berkata pada guruku, "apa itu bu?" dan guruku telah memutuskan bahwa aku tidak bisa membaca. Yeah..


Aku bersyukur, sangat bersyukur. Allah masih memberiku penglihatan, aku masih diberi kesempatan untuk melihat dunia ini, melukis, menggambar, menulis, melihat hujan, melihat ayam. Jadi nikmat manakah yang akan engkau dustakan ?? :)
eh, ayam punya minus juga gak yaa, hehe

Kamis, 26 Juli 2012

Save Maryam ?

Sekarang lagi hangat-hangatnya "Save Maryam" yang beredar di youtube. Kenapa di Indonesia kristenisasi meningkat? Kenapa muslim di Indonesia dengan mudahnya menukar agama mereka?
Banyak hal yang dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut. Rata-rata muslim yang rela menukar agamanya adalah muslim yang sedang membutuhkan bantuan, entah masalah sandang, pangan, papan, pendididkan maupun masalah perasaan. Seperti yang ditampilkan pada video tersebut, orang non-muslim sangat tanggap untuk membantu saudara-saudara kita yang kesusahan secara finansial, mereka lebih peduli dengan saudara-saudara kita yang membutuhkan pertolangan dari pada kita, saudaranya sendiri, saudara sesama umat Islam terlepas dari adanya tujuan terselubung atau tidak tapi yang jelas mereka bertindak, Sedangkan kita? Acuh, tidak peduli. Lalu siapakah yang harus disalahkan? Dan kenapa kita harus mencari pihak yang disalahkan?
Ini adalah peringatan untuk kita, umat Islam. Ini adalah masalah muslim di Indonesia yang sudah jauh melenceng dari Islam. Muslim di Indonesia terkotak-kotak, apakah dengan kotak-kotak ini kita bisa bersatu dan saling bahu-membahu memperbaiki akidah Islam?
Mari kita bantu saudara-saudara kita, sekecil apapun itu tindakan kita semoga bermanfaat. Amin :)