BONJOUR

Hahay....
LET'S READ YOUR MIND :3

Cari Saja Disini

Jumat, 18 Januari 2013

Indikasi


Beberapa ini saya merasa terganggu dengan kebiasaan saya yang sering ke kamar kecil untuk buang air. Lalu, iseng-iseng saya cari penyebab yang mungkin terjadi. Pada sebuah artikel sampailah saya pada kalimat badan kurus, sering buang air kecil, cepat merasa lapar, cepat mengantuk dan rambut rontok merupaka indikasi penyakit diabetes melitus. Euw, secara kebetulan semua ciri itu saya miliki. Hal ini terbilang masuk akal karena dilihat dari garis keturunan saya, saya masih mungkin memiliki genetik diabetes walaupun gen itu tidak selalu terekspresi jika tidak dipicu hal-hal tertentu.
Saya mulai berpikir apakah ada yang salah dengan kebiasaan saya selama ini, mungkinkah insomnia akut? Apakah saya terkena diabetes? Diabetes tipe I atau II? Apakah ini hanya kebetulan dan sebenarnya saya sehat sehat saja?
Semoga kemungkinan yang terkhir saya sebutkan di atas. Lama-kelamaan saya mulai berpikir, lebih baik jika dipastikan dengan tes gula darah. Ya, sya tau, sebagai seorang mahasiswa saya paham. Informasi yang saya dapatkan tes gaula darah mencapai 300 ribu rupiah, waow mahal sih. Pasti sebagai seorang mahasiswa apalagi wanita dan masih muda pula akan timbul pikiran dari pada dipakai tes-tes begitu lebih baik dibelikan ini, dibelikan itu. Ahahaha, kebetulan karena saya adalah mahasiswa biologi maka hal itu dapat diselesaikan dengan cara yang lebih mudah (sepertinya).
Hemm, tulisan saya makin hari makin ngawur, bisa jadi efek tak bisa atau tak mau tidur. Hehe

Rabu, 16 Januari 2013

Perhitungan usia

Wanita yang berpendididkan tinggi, cerdas dan berwawasan luas lebih banyak di takuti oleh laki-laki dari pada wanita berparas cantik, manis dan manja. Hal ikhwal di takuti ini mungkin bisa dikarenkan sang lelaki takut tersaingi, takut pada level pendidikan dan berbagai macam spekulasi yang nantinya jika mereka mengadakan suatu h8ubungan berkomitmen akan menimbulkan masalah karena mungkin menurut si pria wanita tersebut aka terlalu mendominasi. Meski tak semua berpikiran seperti itu, kebanyakan dari pria berpikiran seperti itu.
Sebagian besar atau bahkan seluruh masa muda kita gunakan untuk sekolah, dari playgroup, Tk, SD, SMP, SMA sampai kuliah telah menghabiskan masa muda kita untuk mengerjakan tugas-tuga yang bahkan kita sudah tidak ingat. Saya menyebutnya sekolah bukan belajar karen tidak semua yang bersekolah belajar, tentu saja ynag saya maksud adalah belajar dalam artian murid mempelajari mata pelajaran yang di ajarkan guru dikelas. Jika saya mengatakan belajar dalam arti luas tentu saja saya salah karena setiap hari yang kita lewati, memberika pelajaran hidup yang mungkin berguna di masa datang.
Setelah masa kuliah usai dan meraih gelar sarjana rata-rat umur kita 22-23, padahal menurut saya ini adalah umur ideal seorang wanita untuk membangun mahligai pernikahan dan menghasilkan generasi penerus bangsa. Namun lain ceritanya jika seorang wanita bergelar sarjana dengan usia 23 tahun ingin melanjutkan strata dua apalagi di luar negeri maka akan menghabiskan waktunya kembali, pucuk-pucuk masa muda untuk belajar. Jika 2 tahun dpat diselesaikan dengan tepat waktu maka si wanita kan berumur 25 tahun. Usia yang usdah sangat di anjurkan untuk menikah, apalagi dia berasal dari pedesaan. Lalu apa? Ini jelas agak sulit, karena sebagai seorang wanita terpelajar tentunay ia ingin mengeksplorasi kemampuannya selama menimba ilmu terlebih dahulu. Lalu harus umur berapa dia menikah? Kita ajukan usia 27, dengan titel yang tidak main-main dan kita anggap langsung mendapat pasangan. Maka usia 28 akan melahirkan anak, tentu jika menginkan lebih dari satu anak harus bergegas karena usia 30an memang beresiko untuk wanita yang ingin hamil, kita ajukan lagi anak kedua berjarak 3 tahun. Maka umur 32 melahirkan. Anak kedua lulus sarjana umur 23, berarti umur ibunya telah 55 tahun.
Something wrong?? No, ini hanya tulisan ngawur pelarian dari proposal skripsi :)