BONJOUR

Hahay....
LET'S READ YOUR MIND :3

Cari Saja Disini

Selasa, 31 Juli 2012

Mata

Saat berangkat untuk sholat tarawih, yah biasa sendirian, aku memandang langit malam, disana ada bulan yang terlihat bundar. Aku tersenyum. Ya meskipun puasa baru memasuki hari ke 12, tapi di mataku, setiap malam, setiap akan berangkat sholat tarawih aku selalu melihat sinar bulan telah bulat. Melewati samping mushola aku juga melihat lampu neon putih yang bersinar bulat, lampu jalan yang tergantung juga bersinar bulat. Tidak ada yang aneh. Aku telah melihatnya ratusan malam, puluhan tahun, bahkan mungkin aku memang sejak lahir telah seperti ini.
Mataku minus. Sangat minus. Entah 1 atau 2 tahun yang lalu terakhir aku periksa minusku telah mencapai angka 9. Buram. Jika kacamata ini dilepas, semuanya jadi tidak jelas. Hemm, saat memakai kaca mata pun penglihatanku juga tudak jelas. Aku memang memakai kacamata sebagai alat bantu penglihatan, namun minusku yang 9 ini dibantu hanya dengan lensa cekung berkekuatan 6. Tak apa, aku tak kuat jika harus terlalu besar angkanya, pusing.
Hal ini terkadang agak menggangu sosialisasiku, seperti saat aku berjalan dan berpapasan dengan orang yang aku kenal, kebanyakan aku akan diam saja, meskipun aku melihat ke arahnya atau sebaliknya, kau tau kenapa? Yup, karena minus ku ini, aku tidak dapat melihat dengan jelas wajah orang itu. So, bukan maksud hatiku berlagak sombing sehingga tidak menyapa mereka.
Sebenarnya, aku ingin bilang pada setiap orang yang mengenalku bahwa jika suatu hari nanti kalian berpapasan denganku dan aku diam saja bahkan tidak melihat ke arahmu, itu bukan karena aku sombong, bukan karena aku telah melupakanmu, bukan karena aku menganggapmu tidak penting, tapi karena aku tidak tau jika itu kamu. Aku tidak dapat melihat dengan jelas dirimu, Jadi, maafkan aku yaa.

Aku tidak bisa tidur jika lampu mati, dulu pada suatu malam waktu aku masih SMA saat aku tidur dengan nyenyak tiba-tiba saat tengah malam lampu kamarku mati, dan ibuku bilang bahwa dalam tidurku aku menangis, aku menangis meminta lampu kmarku dinyalakan. Dan saat lampu kamarku telah menyala tangisku pun reda, masih dalam kondisi tidur.
Aku tidak pernah bisa membanyangkan saat mata menjadi buta, tidak bisa melihat apapun, hidup dalam kegelapan, dan pasti akan merasa sendirian.

Kalo bisa dibilang sih, aku ini cacat. Tapi aku tidak pernah merasa seperti itu, terkadang aku sangat ingin tau bagaimana rasanya melihat dengan jelas dengan mata kepalaku sendiri tanpa bantuan alat. Bagaimana rasanya saat membuka mata dan yang dilihat adalah gambar-gambar yang jelas. Bagaimana rasanya melihat bulan dalam bentuk yang sesungguhnya. Seperti apa rasanya?
Aku tidak ingat, atau mungkin aku tidak pernah tau rasanya. Minusku ini sejak kecil, sejak aku belum bisa membaca, sejak aku belum paham apa itu mata minus. Sejak aku kelas satu SD dan aku disuruh guru SD ku untuk membaca tulisan latin yang ada dipapan tulis dan aku bingung harus berkata apa. Saat itu aku sudah bisa membaca namun aku tidak bisa membaca tulisan yang ditunjuk guruku, tulisan latin yang dipapan tulis. Aku tidak bisa membaca bukan lantaran aku tidak bisa mengeja bukan,aku tidak bisa membacanya karena aku tidak bisa melihat tulisan itu dengan jelas. Tapi aku masih kelas 1 SD, aku tidak tau apa yang terjadi padaku. Aku hanya bisa berkata pada guruku, "apa itu bu?" dan guruku telah memutuskan bahwa aku tidak bisa membaca. Yeah..


Aku bersyukur, sangat bersyukur. Allah masih memberiku penglihatan, aku masih diberi kesempatan untuk melihat dunia ini, melukis, menggambar, menulis, melihat hujan, melihat ayam. Jadi nikmat manakah yang akan engkau dustakan ?? :)
eh, ayam punya minus juga gak yaa, hehe

Tidak ada komentar: